Skip to main content

Hi A! Pleasure to meet you!



Setelah mendengar lagu My Old Story by IU (dan melihat komentar yang akhirnya gue jadikan inspirasi untuk judul kali ini), gue secara tiba-tiba keinget satu orang yang menghadirkan banyak rasa dan kejutan didalam hidup gue. Hal-hal yang sebelumnya gak pernah gue sangka atau bahkan gak pernah gue pikirkan bisa terjadi karena satu orang ini. Sebut aja dia cinta pertama gue.

Kata orang, cinta pertama itu sulit dilupakan, iya gak sih? Tapi gue pribadi percaya karena memang benar terjadi di gue. Namanya... hmm, sebut aja A. But anyways, ini mengandung konten nostalgia sih. Menurut gue, gue beneran klop banget sama ni orang, gatau sih kenapa, tapi kalo sama dia, gue merasa bisa dimengerti sepenuhnya. Kalo sama dia, gue juga merasa nyaman dan dihargai.

Tapi gue gak pernah nyangka akan merasakan lima hari dimana perasaan gue campur aduk dengan rasa-rasa negatif. Sakit hati, marah, kecewa, kesel, benci, gak percaya dan bingung. Hari itu gue pulang sekolah dengan perasaan yang gak bisa dideskripsikan, gue bingung karena perasaan yang gue rasakan terlalu banyak dan campur aduk, gue mau mengelak dari perasaan itupun gak bisa, karena rasanya terlalu nyata.

Untungnya, gua tipe orang yang bisa cepet banget move on. Bagi gue, move on bukan perkara yang sulit sih, tapi tetep aja, gue harus menguras energi gue untuk nangis karena patah hati, hal yang gak pernah gue bayangkan sebelumnya. Tapi gue gak menyesali itu, karena ada banyak momen berharga yang pada akhirnya bisa gue jadikan kenangan di memori gue. Dan kalo dibandingkan, sebetulnya lebih banyak ingatan manis daripada ingatan pahit yang menyita ruang di memori gue sih.

Hi A! Pleasure to meet you! Gue seneng bisa berbagi waktu dan hari-hari gue dengan lo, meski gue harus berakhir sakit hati dan trauma untuk jatuh cinta dan percaya sama orang lagi. Gue juga seneng bisa liat senyum indah dan permintaan maaf lo yang tulus di hari itu. Terima kasih atas banyaknya pelajaran dan rasa yang lo hadirkan dalam hidup gue, atas rasa bahagia maupun rasa sakit yang tak terduga. Gue gak akan tanya kabar lo lagi atau kepoin kegiatan lo, tapi gue berharap… semoga lo bisa lebih tulus dan serius dalam menjalani hubungan, dengan siapapun itu.

Kenangan gue dan A ini hanya sebatas kenangan yang akan gue simpan dalam memori aja. Gue emang seneng saat mengenang masa-masa bahagia dihari itu, tapi untuk kembali dengan rasa yang sama atau bertemu dengan dia, gue enggan. Karena menurut gue, A itu adalah bagian masa lalu yang gak harus gue temui di masa sekarang ataupun di masa depan.

Terima kasih A, berkat lo, gue bisa merasakan patah hati yang luar biasa.

Comments

Popular posts from this blog

Edisi Lebaran Virtual

Salah satu hal yang bikin gue sedih dari adanya pandemi adalah kehilangan momen Ramadhan. Ramadhan tahun ini dan tahun kemarin masih sama aja rasanya, hampa. Gue gak ngerasain apa-apa sih, kosong aja gitu. Yang biasanya gue puasa sambil sekolah, tarawih ke masjid bareng keluarga, ngabuburit sebelum buka puasa, gak lupa membuat banyak wacana untuk bukber tapi berujung gak jadi dan menjalani semua-muanya tanpa harus ribet pake masker, secara mendadak semuanya berubah. Untuk kali kedua (Ramadhan), gue sama sekali gak merasakan atmosfer itu lagi sih. Yang masih sama adalah gue tetep sahur dan berbuka bareng keluarga, masih denger suara-suara orang shalawatan di masjid menjelang tarawih, denger suara-suara petasan yang kelewat berisik dan ngetawain emak gue yang selalu ketakutan lewat didepan bocil yang lagi main petasan. Sebenernya gue bisa aja sih tarawih di masjid, cuma gue kelewat parno karena masih banyak orang-orang yang beraktivitas tanpa pake masker. Tapi, hal-hal yang gue anggap bu...

Menjadi Manusia ; Pusat dari Segala Cabang

Ada satu hal yang baru gue sadari setelah liburan singkat gue dari kampung halaman emak gue (walau gue ga tau ini bener atau engga). Ga lain ga bukan adalah manusia itu pusatnya dari berbagai cabang. Ternyata sebagai manusia kita tuh punya banyak hal yang harus kita pikirkan, kita renungi dan kita urus. Contohnya ya persoalan percintaan, pertemanan, pekerjaan, keluarga, lingkungan maupun ekonomi. Terus gue juga mikir, berarti selama ini, semua orang yang masih memilih hidup dengan berbagai pertimbangan tuh keren banget! Ada yang bertahan demi keluarganya, ada juga yang bertahan demi impiannya, ada pula yang bertahan karena lain hal, padahal kalo dipikir.. hidup itu rumit dan kita ga pernah tau apa yang akan terjadi dikemudian hari. Apalagi omongan tetangga tuh suka seenak jidat gitu ga sih? Rasa-rasanya tuh hidup kita harus sempurna di berbagai aspek atau cabang (kayak yang gue bilang tadi). Ada yang selalu ditanya kapan nikah cuma karena umur, ada juga yang ditanya kapan punya ana...